Yang penting bukan tidak pernah salah, tapi bagaimana respon kita ketika kesalahan terjadi.
Hari ini, dalam sebuah event penting kantor saya, saya terjatuh karena terburu-buru. Tapi ketika itu terjadi, dan semua mata mulai memperhatikan saya, segera -dalam mili detik- terlintas dalam benak saya seorang Beyonce. Pernah suatu saat Beyonce terjatuh di panggung dalam salah satu konser akbarnya yang ditonton oleh ribuan atau bahkan jutaan penggemar. Namun yang membuat dia tampak begitu anggun adalah respon cepatnya untuk bangkit kembali dan segera melanjutkan nyanyian dan segenap koreografi yang harus ia lakukan, seolah tidak terjadi apa-apa. Meski semua mata memandangnya. Meski semua orang berharap seharusnya ia tak terjatuh. Tapi faktanya, itu terjadi. Ia tidak menyesali kesalahan yang timbul, tapi ia bertindak dengan sigap untuk mengatasinya, tanpa menyalahkan apapun atau siapapun (ada orang-orang yang bila mengalami hal yang sama, akan menyalahkan lantai yang licin, atau kru yang tidak membersihkan lantai dengan benar). Ia mengambil kesalahan itu tanpa melemparkannya ke manapun. Sebab itu memang tidak perlu. Sebenarnya ketika kesalahan terjadi yang penting memang bukan siapa yang salah, tapi bagimana memperbaikinya. Itu yang membuat Beyonce menjadi artis yang hebat. Profesionalitas yang teruji.
Berbekal ingatan akan Beyonce, saya bangkit berdiri, meminta maaf karena sudah mengejutkan semua orang, lalu segera melanjutkan rencana saya semula, yaitu berbicara dengan boss saya yang duduk di meja seberang. Saya melanjutkan aktivitas seolah tidak terjadi apa-apa. Dalam hati sih sebenarnya saya sempat menyalahkan taplak meja yang melilit kaki saya. Seandainya saja taplak itu mengerti bahwa saya sedang terburu-buru. Dia mungkin akan berpikir dua kali sebelum melilit kaki saya. Tapi saya berhasil mengatasi perasaan yang tidak berguna itu dan akhirnya menyelesaikan tugas saya di event tersebut dengan baik.
Malam ini saya pun memberikan tepukan di pundak saya sendiri dan mengatakan, hey, you did a good job. Not because you didn’t make any mistake, but because you responded wisely when mistakes did happen. Dan saya juga bersyukur bahwa dalam sepersekian detik, Tuhan mengingatkan saya akan Beyonce. Sehingga saya dapat memberikan respon yang benar tadi.
Jadi jangan berharap tidak terjadi kesalahan. Selama kita masih dibalut darah dan daging, kesalahan mungkin terjadi. Tapi respon yang bijaksana dalam ketidaksempurnaan, itulah yang akan membuat nilai diri kita lebih tinggi.
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. (Amsal 24:16)
Leave a Reply