Amsal 31:25 (TB)  Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. 

“Tertawa tentang hari depan”. Penggalan ayat ini terngiang di telingaku sepanjang hari. Wanita yang hebat adalah wanita yang bisa tertawa. Wanita yang bahagia adalah yang bisa tertawa. Dan ia dewasa, kalau ia bisa tertawa.

Tertawa bukan hanya tentang hari depan. Tapi tertawa kalau ada kritik tajam. Tertawa, ketika ia diremehkan. Tertawa saat ditertawakan. Saat hanya sebelah mata memandang, tanda kurang apresiasi, apalagi toleransi. Kalau ia tertawa, ia dewasa.

Tertawa, waktu situasi tak menentu. Saat kekhawatiran mengulik rasa aman. Dan ketakutan mengincar, menunggu celah dan mencari titik lemah. Kalau ia tertawa, ia berani.

Tertawa, waktu masalah datang, atau kalau masalah tak terselesaikan. Saat diri sendiri tak punya jalan keluar. Saat doa jadi pilihan utama. Kalau ia tertawa, ia tabah.

Tertawa kalau melakukan kesalahan. Tertawa karena tak takut menjadi bodoh, atau disangka bodoh. Yang penting hati mau belajar dari kesalahan. Sebab setiap kesalahan adalah pengalaman, dan setiap pengalaman adalah kekayaan. Kalau ia tertawa, ia bijaksana.

Tertawa, karena ia tahu, ia berselimutkan kekuatan dan kemuliaan Allah. Tidak ada yang kurang padanya. Tak perlu ia meninggikan diri untuk membela harga diri. Ia sudah mulia, karena ia diciptakan segambar rupaNya. Kemuliaannya dari Sorga. Itu sebabnya ia tertawa. Tawanya yang cerah jadi tanda kerendahan hati. Lukisan refleksi hatinya yang murni. 

Jadi wahai wanita, apakah kau sedang tertawa? Atau hatimu terlalu penuh dengan keluh dan khawatir sehingga wajahmu hanya cukup untuk air mata? Jangan, jangan kehilangan tawamu, wanita. Goreskan lagi di wajahmu sukacita. Buatlah tawamu kembali bergema. Karena hanya ketika kau bisa tertawa, kau bisa bahagia.

Author: Sarah A. Christie

Leave a Reply